Sabtu, 21 November 2009

Waria Perkosa ABG

Bandot ada juga yang berwajah waria. Meski gayanya feminim, tetapi bahayanya sama dengan bandot-bandot lainnya. Waria juga memperkosa!


Waspadalah jangan tertipu oleh tingkah lucu waria, siapa tahu dia sedang mengincar anda.


Sebagai bahan perenungan, baca berikut ini:

ABG Mengaku Diperkosa Waria


Rabu, 18 November 2009 | 10:28 WIB


MALANG, KOMPAS.com — Anak baru gede ini bernasib buruk, tapi menggelikan. Dia mengaku dipaksa berhubungan badan oleh waria, juga dirampas ponsel dan uangnya. Namun, waria itu membantah, dia tidak memaksa berhubungan badan, tetapi memang di-booking. Mana yang benar?

Adalah AP (16), ABG yang masih duduk di bangku SLTA yang ketiban apes ditodong silet oleh waria yang di-booking-nya. Bocah yang tinggal di Jalan Simpang Suropati, Desa Losari, Singosari, itu semula hendak pulang ke rumah kakaknya di kawasan Pakis. Saat melintas dengan motor di Jalan Sunandar Priyo Sudarmo, Blimbing, AP berhenti sejenak untuk membeli rokok. Ketika itu, jarum jam menunjukkan pukul 01.00.

Menurut AP, saat itu dia didatangi seorang waria yang kemudian menyeretnya ke tempat sepi. Di tempat tersebut, AP dipaksa untuk melayani nafsu birahi sang waria yang kemudian diketahui bernama H alias Tia. Setelah puas "menggarap" AP, seorang waria lain datang dan ganti melakukan pencabulan. Penderitaan AP tidak sampai di situ. Selanjutnya, kedua waria tersebut mengeluarkan cutter serta meminta AP untuk menyerahkan ponsel dan semua uang yang dimilikinya.

“Mereka menempelkan silet (cutter) ke leher saya, dan meminta uang Rp 500.000. Namun, saya hanya punya uang Rp 180.000 dan ponsel. Ponsel sempat saya buang ke semak-semak, tapi kemudian ditemukan juga oleh mereka,” tutur AP kepada penyidik Polsekta Blimbing.

Tia (24), waria yang dilaporkan AP itu, ditangkap petugas Polsekta Blimbing beberapa jam kemudian. Namun, ia membantah tuduhan mencabuli AP. Waria yang tinggal di Desa Sekarpuro, Kecamatan Pakis, itu hanya mengakui merampas uang dan ponsel AP, tetapi soal hubungan seks, itu dilakukan atas kesepakatan jual beli.

“Saya tidak memaksa atau mencabuli, saya ini di-booking sesuai kesepakatan harga, Rp 30.000 sekali kencan,” kata Tia saat diinterograsi petugas di Polsekta Blimbing.

Kasus ini belum tuntas. Polsekta Blimbing masih punya satu tugas lagi, yaitu memburu waria teman Tia yang diduga membantu mencabuli AP dan merampas barang-barangnya. Tinggal AP yang harus mati-matian menjelaskan kepada keluarganya bagaimana bisa ia berurusan dengan waria itu. (why)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar